LightBlog

Tuesday, March 1, 2016

Setiap Kita Berhak Menjadi Pemenang

Mengawali tulisan ini dengan sebuah cerita tentang serombongan kafilah dagang yang menemukan mayat seorang pemuda di tengah-tengah gurun pasir, ketika kafilah tersebut memeriksa mayat pemuda tersebut mereka menemukan sebuah tas berukuran sedang yang tergeletak tidak jauh dari mayat pemuda tersebut. Kafilah itu pun memeriksa tas tersebut. Ternyata isi tas tersebutlah yang menyebabkan si pemuda tersebut mati. Isi tas tersebut tak lain dan tak bukan adalah sebuah parasut untuk terjun payung. Sekarang mereka (kafilah) mengerti bahwa ternyata pemuda tersebut  adalah seorang Penerjun Payung yang mengalami nasib naas karena parasut yang ia bawa tidak terbuka pada saat ia terjun. 

Relefansi terhadap kehidupan kita adalah, parasut yang dimiliki oleh penerjun payung tersebut diibaratkan modal vital yang dimiliki olehnya. Apabila modal itu tidak berfungsi atau tidak difungsikan maka akibatnya bisa fatal. Modal vital dalam diri kita adalah Hati dan Pikiran, apabila kita tidak memfungsikan atau tida membuka hati dan pikiran kita tersebut, nasib kita kurang lebih akan sama seperti penerjun payung tersebut.

Setiap manusia yang telahir kedunia ini adalah sebaik-baiknya manusia yang diciptakan Allah yang telah melewati proses pertarungan dan persaingan. Dari mulai berbentuk Sel Sperma yang jumlahnya kurang lebih mencapai 140.000.000 sampai 340.000.000 sel sperma, hingga akhirnya Cuma 1 sel sperma saja yang muncul yang akan membuahi Sel Telur.

Dari proses tersebut membuktikan bahwa cikal bakal manusia adalah mahluk yang penuh persaingan satu dengan yang lainnya. Dari sejak belum terbentuk, manusia sudah diajarkan bagaimana bersaing atau bertarung yang nantinya akan menjadikan dirinya menjadi seorang pemenang atau yang terbaik.

Modal paling inti untuk menjadikan manusia itu terlahir menjadi seorang pemenang didunia ini adalah, dia harus berani membuka Hati dan Pikirannya, menerima takdir Allah sebagai mahluk yang paling mulia.

Membuka Hati artinya, ia menjadi mahluk yang tahu akan kebenaran, yang mengerti akan tugas dan fungsi dia dilahirkan kedunia ini. Sehingga ia menjadi mahluk yang tahu diri yang bisa mensyukuri setiap yang ada pada dirinya. Karena hati berhubungan langsung dengan Dzat yang menciptakannya yaitu Allah.

Membuka Pikiran artinya, manusia hidup didunia ini tidak sendirian, karena manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan berdampingan dengan mahluk lainnya. Setiap waktunya ia harus selalu belajar memahami sebuah relaitas kehidupan, menaambah wawasan dengan cara belajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dengan membaca maupun dengan berkomunikasi dengan manusia lainnya. Tentunya ini diperlukan sifat membuka pikiran agar setiap yang yang ia pahami bisa menjadi tambahan pengetahuan untuk dirinya. Waallahu’alam.

Bumi Paniis, 1 Maret 2016
AdiFikri_Humaidi

No comments:

Post a Comment

LightBlog