LightBlog

Friday, September 13, 2019

NGELAPAK SAJA DULU, ALLAH YANG SIAPIN PEMBELINYA


Ketika awal bisa menjual produk saya yang bernilai jutaan di facebook, ada rasa tidak percaya dalam diri “Kok bisa ya orang tertarik beli produk saya, padahal kan mahal banget, dan saya ini gak jago jualan, bahkan cenderung malu kalau disuruh jualan?” Yang saya jual waktu itu sofa yang harganya hampir 5jutaan.

Pertanyaan tersebut muncul juga pada saat saya mau  baru mulai jualan di media sosial “Apa nanti ada yang beli ya, produk yang saya jual kan mahal banget, kalau harganya puluhan ribu atau ratusan ribu sih masih mending lah, ini jutaan loh”.

Terus saja pertanyaan-pertanyaan meragukan tersebut hadir saat saya berniat ngelapak di media sosial. Sampai barang yang saya jual laku pun, pertanyaan dengan nada meragukan tersebut selalu ada. Kalau di awal pertanyaannya membuat kita tidak percaya diri, nah pas sudah laku pertanyaannya membuat rasa tidak percaya. Itulah uniknya.

Saya meyakini ada yang serasa dengan saya. Ternyata itu normal dan wajar. Setiap kali memulai sesuatu kita akan dihantui pertanyaan-pertanyaan yang berusaha mengecilkan gerak dan langkah kita. Sebenarnya hal tersebut berlaku di setiap aktivitas apapun, bukan hanya jualan.

Ilmu jualan itu bukan soal bakat. Kalau pun dia jago jualan, itu bukan soal bakat apalagi bakat turunan. Ilmu jualan itu bisa dipelajari, oleh siapapun. Karena dari atasnya jualan itu sunnah, sesuatu yang dilakukan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Kalau di sunnahkan masa iya itu urusannya sama bakat.

Laku atau tidak jualan kita sebenarnya sedikit sekali erat kaitannya dengan kemampuan kita dalam menjual barang atau produk. Ada kok, dia yang biasa-biasa saja dalam menawarkan barangnya, atau jualan sekedarnya, sekenanya. Eh, malah laku keras, omsetnya kian hari makin melesat. Dan ada juga orang yang dia pinter ngomong, pendidikannya tinggi, bahkan kuliah jurusan marketing, tapi pas jualan di facebook, sepi. Jangankan orang yang komen, yang like pun dianya sendiri. Update status jualan sendiri, di like sama sendirinya.

Nah, dari pengalaman yang saya alami sendiri. Ternyata laku dan tidak lakunya jualan kita itu mutlak haknya Allah. Karena ini soal rezeki, jadi Allah yang ngatur. Sebagai seorang muslim tentu sudah selayaknya memasrahkan persoalan ini hanya kepada Allah. Ingat ya, yang punya hati itu Allah, yang gerakan hati itu Allah, yang bisa membolak-balikan hati manusia itu ya Allah.

Jadi, sesorang tergerak membeli barang dagangannya kita itu wilayahnya Allah. Kita hanya perlu melakukan ikhtiarnya saja supaya rezeki tersebut datang menghampiri kita. Apa saja ikhtiarnya, pertama jelas berdo’a meminta sama Allah supaya dipertemukan dengan pembeli yang baik, minta dilancarkan dan diberkahi ikhtiarnya, minta dijauhkan dari sesuatu yang haram yang tidak Allah sukai. Kedua, pelajari ilmu dagang, gimana cara promosi yang baik dan beretika, gimana cara menampilkan dagangan kita, orang marketing bilang, gimana caranya supaya etalase dagangan kita itu bisa menarik perhatian. Nah, khusus yang ikhtiar yang kedua tersebut biasanya formulanya atau ilmunya ketemu sambil jalan, sambil lihat-lihat lapak orang, kenapa sih si itu mah jualannya bisa rame. Seiring waktu kita juga akan menemukan gaya jualan kita sendiri yang membuat orang tertarik membeli.

Nah berikutnya, yang jurus pamungkasnya. Serahkan semuanya hanya kepada Allah, gak perlu kecil hati saat jualan gak dilirik orang, atau ada yang nanya-nanya tapi malah bikin PHP. Sekali lagi, itu hak preogratifnya Allah yang menggerakan hati orang-orang tersebut. Kita tidak ada kuasa sama sekali menggerakan pembeli agar datang membeli dagangan kita. Toh, pastinya Allah itu sudah menyiapkan dan menjanjikan rezeki untuk setiap mahluk, hanya saja karena kita tidak tahu dari mana datangnya rezeki tersebut, maka diperlukan proses ikhtiar untuk mendatangkannya, dan ngelapak dagangan itu adalah salahsatu cara untuk mendatangkan rezeki yang Allah janjikan. Jadi sekarang mah, ngelapak saja dulu, Allah yang siapin pembelinya.


___ditulis pada hari Jum’at 13 September 2019___  
Adi Fikri Humaidi (Digital Marketing Strategist Orlin Indonesia)
   

No comments:

Post a Comment

LightBlog