LightBlog

Monday, April 29, 2013

Hanya Satu Kalimat, “Nikmatilah Perjalanan Hidupmu”

"Sesunguhnya Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya".
“Sesungguhnya tidak ada beban yang bertambah berat, yang ada kekuatan kita lah yang semakin lemah untuk menopangnya,” (DeF).

Setidaknya dua kalimat sakti itulah yang selalu mengembalikan semangat saya ketika hari-hari yang saya jalani kurang begitu bersahabat. Kalau bicara lelah, siapa yang tidak lelah, kalau bicara susah, siapa yang belum pernah merasakannya. Lelah, susah, hanyalah bagaimana kita menyikapinya. Bukankah manusia itu terbuat dari tanah lumpur? Yang saya ketahui dari filosofi tanah lumpur adalah, apabila ia dalam keadaan basah, maka ia akan selalu kembali ke bentuk semula, apabila ia dalam keadaan setengah basah, maka ia bisa dibentuk apapun yang kita inginkan, dan apabila ia dalam keadaan kering, maka ia akan mudah hancur berkeping-keping apabila kita memaksa membentuknya. Jadi, jangan biarkan kita ini seperti lumpur yang kering. Selalu basahi diri kita dengan kalimat-kalimat optimisme yang akan selalu membentuk kita kembali ke semula, atau kita bisa membentuk apapun diri kita sesuai dengan yang kita inginkan.

Bukan siang namanya kalau tanpa matahari, bukan malam namanya kalau tanpa gelap, bulan ataupun bintang, dan bukan hidup namanya kalau tanpa masalah. Biarkan semua itu saling melengkapi. Karena, seindah-indahnya hidup adalah hidup yang saling melengkapi. Maka, tidak akan ada yang namanya kekurangan. Karena, jatah yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya sudah pas dan sesuai takaran. Jadi, tidak mungkin kurang, terlambat ataupun kelebihan.

Sebaik-baiknya manusia yang mengaku hamba Allah, adalah manusia yang menyadari untuk apa ia dilahirkan. Kalau kita pernah mendengar ayat Allah yang berbunyi “Dan Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku” (Adz Dzariyat : 56). Maka, ibadah yang pertama kali yang harus kita lakukan, adalah “Bersyukur”. Bersyukur karena kita telah diciptakan dan dilahirkan ke dunia ini, sementara banyak bayi-bayi yang sebelum lahir sudah dipanggil kembali oleh Allah. Wallahu’alam, apa rahasia dibalik semua itu. Karena dengan kita menikmati hidup di dunia, itu berarti Allah sudah memberikan kepercayaan kepada kita untuk menerima ujian-ujianNya, menerima nikmat-nikmatNya dan menerima reward apabila kita berhasil menjalankan apa yang diperintahkanNya. Jadi, jangan sekali-kali kita menyesali kedatangan kita di dunia ini.

Bagiku, hanya orang bodoh dan tidak berpikir logis yang mengatakan bahwa dunia ini tidak adil. Dunia ini begitu adil, sangat adil. Apa yang kita tanam, maka itu yang akan kita petik. Coba menanam timun, apabila kita mananam dan merawat timun tersebut dengan baik, maka sudah dipastikan 3 bulan setelahnya kita akan panen timun. Adil bukan?

Bagiku, itu filosofi yang sangat logis. Kebaikan yang kita tanam, akan menghasilkan kebaikan, keburukan yang kita tanam, akan menghasilkan keburukan. Apabila kita sudah terlanjur menanam keburukan, maka obat satu-satunya, segera ambil obat pembasmi tanaman (tobat) atau kita bisa mencabut tanaman keburukan tersebut satu-persatu. Dan setelahnya, ganti dengan tanaman kebaikan, lalu rawatlah ia dengan baik agar tumbuh subur dalam kehidupan kita.

“Apabila kita berani meninggalkan satu keburukan, maka Allah akan menggantinya dengan dua kebaikan,”. Selamat menghadapi tantangan berikutnya. Hadapi, hayati, dan nikmati. Tetap semangat dan optimislah, karena hidup adalah untuk melihat kenyataan. Wallahu’alam.


Salam Semangat Selalu

Adi Fikri Humaidi

No comments:

Post a Comment

LightBlog